FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM
FUNGSI
MANAJEMEN KURIKULUM
Makalah
ini kami disusun guna memenuhi mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Program
Pendidikan
Dosen
pengampu: Dra. Wiji Hidayati, M.Ag.
Disusun
oleh:
Erni
Ritonga 15490007
Amanah
Anggoro Bikhotmi 15490069
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut
G. R Terry (1997) menyatakan bahwa manajemen adalah usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan
orang lain. Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuantertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan tersebut pasti ada proses-proses tertentu yang
harus dilalui atau dilakukan. Pada umumnya manajemen dibagi menjadi beberapa
fungsi, yaiitu merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan
kegiatan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara
efektif dan efisien. Henry Fayol mengusulkan bahwa semua manajer paling tidak
melaksanakan lima fungsi manajemen, yakni merancang, mengorganisasikan
memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami akan membahas mengenai fungsi perancanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau evaluasi yang mana tidak
akan lepas dalam fungsi manajemen kurikulum. Manajemen kurikulum sendiri adalah
suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komperhensif, sistematik,
dan sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum. Tujuan kurikulum adalah sebagai untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan
efisien, maka manajemen kurikulum yang baik pun sangat diperlukan guna mencapai
tujuan pendidikan yang baik pula.
Dengan
adanya pembuatan makalah ini, maka dapat memberikan informasi bagi kita semua
bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien dibutuhkan juga
proses dan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
atau evaluasi dalam manajemen kurikulum pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dapat disimpulan sebagai berikut:
1. Apa pengertian manajemen kurikulum?
2. Apa fungsi dari perencanaan?
3. Apa fungsi dari pengorganisasian?
4. Apa fungsi dari pelaksanaan?
5. Apa fungsi dari pengendalian atau
evaluasi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada pembaca,
agar mengetahui akan pentingnya fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian atau evaluasi.
2. Dapat memahami fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau evaluasi.
3. Dapat Mengetahui fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian atau evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kurikulum
Manajemen
kurikulum berasal dari dua kata, yaitu manajemen dan kurikulum. Manajemen
adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan atau ditentukan dengan cara menggerakkan
orang-orang lain untuk bekerja. Unsur-unsur manajemen ada lima, yaitu:
a. Men
b. Money
c. Materials
d. Machines
Sedangkan
kurikulum adalah sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
pendidikan yang dilakukan , termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam
lingkup pendidikan formal, kegiatan merancang melaksanakan, dan menilai
kurikulum tersebut, yaitu yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan,
dilaksanakan sebagai pedoman pengajaran.
Manajemen
kurikulum ialah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian
sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan
kebijakan nasional yang telah ditetapkan.[2] Adapun
tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian atau pengawasan. Kegiatan-kegiatan
dalam manajemen kurikulum, antara lain:
1. Menyusun rencana kegiatan tahunan
2. Mnyusun rencana pelaksanaan program/unit
3. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan
4. Melaksanakan kegiatan proses belajar
mengajar
5. Mengatur pelaksanaan pengisian buku
laporan pribadi
6. Melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra
kurikuler
7. Melaksanakan evaluasi belajar tahap
akhir
8. Mengatur alat perlengkapan pendidikan
9. Melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan
10. Merencanakn usaha-usaha pengingkatan
mutu guru.[3]
B. Pengertian dan Fungsi
Perencanaan
Pada
hakikatnya perencanaan adalah pemilihan saat ini terhadap kondisi masa depan
yang kita kehendaki (choosing our desired future today) beserta
langkah-langkah yang kita perlukan untuk mewujudkan kondisi-kondisi tersebut.
Dalam konteks organisasi perencanaan dapat diartikan sebagai proses penetapan
tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan di lakukan,
dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan masa depan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti,
antara lain:
1. Proses
Yaitu suatu konsep
dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan berjalan
sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditetapkan.
2. Penetapan tujuan dan sasaran
Yaitu kegiatan
merencanakan kearah mana organisasi itu akan dituju.
3. Pemilihan tindakan
Yaitu organisasi harus
mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif ketimbang haruns menggunakan
semua tindakan yang kadang kala tidak efektif.
4. Mengkaji cara baik
Walaupun pilihan
tindakan itu sudah dianggap tidak baik, snamun bisa saj atidak efektif jika
dilakukan dengan cara yang kurang baik pula.
5. Tujuan
Yaitu menyangkut hasil
akhir atau sasaran khusus yang diindginkan oleh organisasi.[4]
Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB 1 Pasal 1
mengatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.[5] Jadi
perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan
dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.
Perencanaan
kurikulum adalah perencanaan kesempatankesempatan belajar untuk membina siswa
ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Perencanaan kurikulum perlu
dilakukan secara cermat, teliti, menyeluruh dan rinci yang memiliki fungsi:
- Sebagai
pedoman berisi petunjuk tentang sumber, jumlah peserta, media
penyampaian, tindakan yang dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang
diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi.
- Sebagai
penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan
dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
- Sebagai
motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil
yang optimal.[6]
Tujuan
perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian
terhadap kekuatan sosial, pengembangan masyarakat, kebutuhan dan gaya belajar
siswa. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang diperlukan, media
pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang perlu dilakukan, sumber
biaya tenaga, dan sarana yang diperlukan, sistem monitoring dan evaluasi, peran
unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.
C. Pengertian dan Fungsi
Pengorganisaian
Istilah
organisasi mempunyai dua pengertian umum, pertama organisasi diartikan sebagai
suatu lembaga atau kelompok fungsional,
kedua merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan
dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
dicapai secara efektif. Menurut Nanang Fattah dalam bukunya organisasi diartikan sebagai kumpulan orang
dengan sistem kerja sama untuk mencapai mencapai tujuanbersama. Karakteristik
kerjasam tersebut dapat dapat dilihat antara lain:
1. Ada komunikasi antara orang yang bekerja
sama
2. Individu dalam organisasi trsebut
mempunyai kemampuan untuk bekerja sama
3. Kerja sama itu ditujukan untuk mencapai
tujuan.[7]
Pengorganisasian
merupakan proses memberi perintah, pengalokasian sumber daya serta pengaturan
kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk
menerapkan rencana. Kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pengorganisasian
mencakup tiga kegiatan , yaitu:
1. Membagi komponen-komponen kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam kelompok-kelompok
2. Membagi tugas kepada manajer dan bawahan
untuk mengadakan pengelompokan tersebut
3. Menetapkan wewenang di antara kelompok
atau unit-unit organisasi.
Pada
pengorganisasian ini umunya dilakukan setelah perencanaa yang mana adalah
proses mendesain organisasi dengan menentukan struktur organisasi yang paling
memadai untuk strategi, orang, teknologi, dan tugas organisasi. Oleh karena
itu, manajer harus menyesuaikan strategi yang telah disusunnya sehingga tujuan
dari organisasi tetap dapat dicpai secara efektif dan efisien.
Burhan
Nurgiyanto mengatakan bahwa organisasi kurikulum adalah struktur program
kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan
disampaikan kepada murid.[8] Struktur
organisasi kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Struktur horisontal
Struktur horisontal
dalam pengorganisasian kurikulum adalah sutu bentuk penyusunan bahan pelajaran
yang akan disampaikan kepada murid.
2. Struktur vertikal
Menurut Winarno Surahmad
yang dikutip dari buku Burhan Nurgiyanto, struktur vertikal berhubungan dengan
masalah sistem-sistem pelaksanaan kurikulum sekolah yaitu apakah kurikulum itu
dijalankan dengan sistem kelas atau tanpa kelas, sistem unit waktu yang
dipergunakan, dan masalah pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi (
pokok bahasan) pada tiap tingkat.
Organisasi
kurikulum adalah pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa
dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum, di antaranya: Ruang lingkup (scope), urutan bahan (sequence),
kontinuitas kurikulum dalam organisasi kurikulum, Keseimbangan bahan
pelajaran, keterpaduan (integrated) dan alokasi waktu yang dibutuhkan.
D. Pengertian dan Fungsi
Pelaksanaan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia pelaksanaan adalah proses, cara atau perbuatan
melaksanakan. Pelaksaaan kurikulum merupakan penerapan konsep, ide, program
atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas
baru sehingga terjadinya perubahan pada sekelompok orang yg diharapkan untuk
berubah. Manajemen pelaksanaan kurikulum berkenaan dengan semua perilaku yang
berkaitan dengan semua tugas yang memungkinkan terlaksananya kurikulum.
Pelaksanaan
kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu pelaksanaan kurikulum tingkat
sekolah dan tingkat kelas. Dalam tingkat sekolah yang berperan adalah kepala
sekolah dan pada tingkatan kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan
antara tugas kepala sekolah dan tugas guru dalam pelaksanaan kurikulum serta
diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan manajemen, yaitu tingkat kelas dan
tingkat sekolah, namun antara kedua tingkat dalam pelaksanaan manajemen
kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan bersama-sama bertanggung jawab
melaksanakan pross manajemen kurikulum.
Pertama pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah, pada tingkat sekolah kepala sekolah bertanggung
jawab untuk melaksanakan kurikulum di linkungan sekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana
tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat
notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.
Kedua pelaksanaan kurikulum
tingkat kelas, pada tingkat kelas guru bertanggung jawab dalam menjamin
kelancaran pelaksanaan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas
tersebut meliputi tiga jenis kegiatan administrasi, yaitu:
a. Pembagian tugas mengajar
b. Pembagian tugas pembinaan ekstra
kurikuler
c. Pembagian tugas bimbingan belajar
E. Pengertian dan Fungsi
Pengendalian atau Evaluasi
Pengendalian
adalah proses memonitor, membandingkan, dan mengoreksi kinerja pekerjaan.
Evaluasi adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan organisasi baik
secara kuantitatif (mengukur) maupun kualitatif (evaluasi). Hopins dan Antes
mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan
informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan, dan proses belajar
mengajar untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan
tentang gambaran siswa dan efektivitas program.
Menurut
Stufflebeam, evaluasi adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian dari manajemen.
Oleh karena itu, evaluasi bertujuan untuk merumuskan apa yang harus dilakukan,
mengumpulkan informasi, dan menyajikan informasi yang berguna bagi penetapan
alternatif keputusan. Model evalusasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam dkk,
adalah evaluasi sumatif (evaluasi produk) dan evaluasi formatif. Evaluasi
sumatif memfokuskan pada hasil program secara keseluruhan yang berasal dari
sekolah atau sistem sekolah maupun sumber di luar sekolah.
Menurut
Stufflebeam, dkk yang dikutip dari buku Dr. Rusman, M. Pd tujuan utama evaluasi
kurikulum adalah memberikan informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk
penggunaannya dalam proses menggambarkan hasil, dan memberikan informasi yang
berguna untuk membuat pertimbangan sebagai alternatif keputusan. Tujuan utama evaluasi adalah
penyempurnaan kurikulum dengan cara mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum
yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya
evaluasi mencakup dua hal, yaitu:
a. Evaluasi digunakan untuk menilai
efektivitas program
b. Evaluasi dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam implementasi kurikulum atau pembelajaran.
Evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan
untuk menentukan efisien, efektivitas, dan produktivitas program dalam mencapai
tujuan pendidikan. Proses evaluasi mencakup penilaian terhadap strategi
pelaksanaan kurikulum mencakup proses belajar
mengejar, bimbingan penyuluhan, administrasi supervisi, sarana instruksional,
dan penilaian hasil belajar. Evaluasi output/outcome adalah penilaian
terhadap lulusan pendidikan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sesuai
dengan program yang ditempuh.[9]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum
ialah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehenshif, sistemik, dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.
Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian atau pengawasan.
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatankesempatan belajar untuk
membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai
mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.
Organisasi kurikulum adalah
struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran
yang akan disampaikan kepada murid. Manajemen pelaksanaan kurikulum berkenaan
dengan semua perilaku yang berkaitan dengan semua tugas yang memungkinkan
terlaksananya kurikulum. Tujuan utama evaluasi adalah penyempurnaan kurikulum
dengan cara mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum yang telah berhasil
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah dan Haris Budiyono. 2013.
Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fattah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2012.Manajemen
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Rosdakarya.
Herujito, Yayat M. 2001. Dasar-Dasar
Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Hidayati,
Wiji .“Manajemen Kurikulum Pendidikan
Islam dan Budi Pekerti Jenjang SMA
Bermuatan Keilmuan Integrasi Interkoneksi”, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 1, Nomor 2,
November 2016/1438, diakses pada 1
Maret 2017
Hidayati, Wiji. 2012. Pengembangan Kurikulum.Yogyakarta: Pedagogia.
Kementerian
Pendidikan Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahu 2003 Tentang
SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah
R.I Tahun 2003 Tentang Standar Nasional
Pendidikan serta Wajib Belajar. Bandung: Citra Umbara.
Nurgiyantoro,
Burhan. 1988. Dasa-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan). Yogyakarta:
BPEF. Rusman. 2009. Manajemen
Kurikulum. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
[1] Yayat M Herujito. Dasar- Dasar Manajemen,(Jakarta: Grasindo,
2001), hal. 6.
[2] Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: RajaGrafindo Persada:
2009), hal. 3.
[3] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Rosdakarya, 2012), hal. 172.
[4] Amirullah dan Haris Budiyono, Pengantar Manajemen,(Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), hal. 91.
[5] Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahu 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah R.I
Tahun 2003 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar,
(Bandung: Citra Umbara, 2014), hal. 4.
[6] Wiji Hidayati, “Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam dan Budi Pekerti
Jenjang SMA Bermuatan Keilmuan Integrasi Interkoneksi”, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Volume 1, Nomor 2, November 2016/1438,hal. 202, diakses
pada 1 Maret 2017
[7] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Rosdakarya: 2013), hal. 71.
[8] Burhan Nurgiyantoro, Dasa-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah
(Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan), Yogyakarta: BPEF, 1988, hal.
111.
[9] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia,
2012), hal. 22.
Komentar
Posting Komentar