KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM DALAM KONSTRUKSI PENDIDIKAN


KONSEP DASAR MANAJEMEN KURIKULUM DALAM KONSTRUKSI PENDIDIKAN
 Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan dengan dosen pengampu Dra. Wiji Hidayati, M.Ag.

http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/08/logo-uin-suka-baru-warna.jpg
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1.     Sulastri                        NIM. 15490018 /MPI - C
2.     Muhammad Ja’far S.   NIM. 15490062 /MPI - C


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2016/2017






 

KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga, para sahabat dan pengikut yang teguh menjalankan sunnah-sunnahnya.
Selanjutnya makalah yang ada ini merupakan kumpulan pembahasan dari konsep dasar manajemen kurikulum dalam konstruksi pendidikan. Penyusun sangat berharap agar makalah ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca tentang bagaimana konsep dasar atau skema dasar tentang mengatur kurikulum yang sudah ada supaya menjadi kurikulum yang bukan hanya sekedar wacana. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penyusun harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penyusun sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing, penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah penyusun di masa yang akan dating serta mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Yogyakarta, 25 Februari 2017
Penyusun





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i  
KATA PENGANTAR .........................................................................................  ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah ............................................................................  1
B.   Rumusan Masalah ......................................................................................  2
C.   Tujuan Masalah ..........................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen  .............................................................................  3
B. Pengertian Kurikulum................................................................................. 4
C. Tingkat Pengembangan Kurikulum............................................................ 6
D. Program-program Pendidikan..................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN/POINTERS
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan adalah aspek kurikulum. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran strategis dalam sistem pendidikan. Perkembangan yang terkait IPTEK, masyarakat, berbangsa, dan bernegara, maupun isu-isu di dalam dan di luar negeri merupakan tantangan yang harus dipertimbangkan dalm kurikulum. Oleh Karena itu, pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini departemen pendidikan nasional harus mampu dengan cepat menjawab tantangan-tantangan tersebut untuk direalisasikan dalam program pendidikan di wilayah kerjanya.
Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan kurikulum adalah pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum di lembaga pendidikan yan bersangkutan. Pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau sekolah perlu dikoordinasi oleh pihak pimpinan lembaga dan pembantu pimpinan yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah dan KUrikulum Tingkat Satuan Pendidikan, serta disesuaikan dengan visi, misi yang bersangkutan. Di samping itu, paradigma pendidikan dan pilar-pilar pembelajaran yang telah dicanangkan pemerintah harus menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum di setiap lembaga pendidikan.
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.
Manajemen kurikulum sebaga sutu disiplin ilmu juga berdasarkan atas Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 36 ayat 2 menyebutkan bahwa “kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa.
B.     Rumusan Masalah

1        Apa Pengertian Manajemen baik Etimologi maupun Epistemologi ?
2        Apa Pengertian Kurikulum baik Etimologi maupun Terminologi ?
3        Bagaimana Upaya Meningkatkan Pengembangan Kurikulum ?
4        Apa saja Jenis Kurikuler dalam Program Pendidikan ?

C.     Tujuan Masalah

Tujuan pembuatan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Manajemen Kurikulum dalam Konstruksi Pendidikan” ini adalah untuk memperdalam pengetahuan tentang sebuah konsep dasar suatu manajemen kurikulum yang berkedudukan di lembaga pendidikan agar bsa memahami benar-benar makna manajemen kurikulum yang sebenarnya sehingga nantinya bisa menghasilkan pendidikan yang dicita-citakan oleh bangsa, negara, dan pendidikan yang unggul.



BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Manajemen
Secara bahasa, manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu mwnagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Dari bahasa Itali yaitu maneggiare yang berarti mengendalikan.[1] Sedangkan dalam bahasa Inggris berasal dari kata kerja to manage yang berarti mengendalikan. Dalam bahasa Indonesia juga dapat diartikan mengendalikan, menangani atau mengelola.
Selanjutnya, kata benda “manajemen” atau “management” dapat mempunyai berbagai arti. Pertama, sebagai pengelolaan atau penanganan. Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.[2]
Ada beberapa pakar yang mendefinisikan tentang arti manajemen, diantaranya:[3]
a.       Menurut Sukamto Reksohadiprojo, M. Com.
Manajemen adalah suatu usaha merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengkoordinasikan, serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tujuan organisasi tercapai secara efisien dan efektif.
b.      George R. Terry
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain atau suatu proses yang berbeda yang terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.
Begitu banyaknya pengertian tentang manajemen, maka manajemen sendiri bisa dapat diartikan dengan berbagai cara, tergantung dari titik pandang atau sudut pandang orang yang berpendapat. Namun, secara umum, manajemen merupakan pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja. Pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari beragam macam, bahkan hampir setiap aspek kehidupan manusia memerlukan pengelolaan. Dan untuk mengelola suatu pekerjaan agar dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan sangat memerlukan keahlia khusus, bukan saja keahlian teknis, melainkan juga keahlian dalam memimpin orang-orang.
  1. Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki berak dulu sampai dbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dengan dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni “Curriculae” yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.[4] Pada saat itu, pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Muhammad Joko Susilo mengutip dari pendapat Hamalik yang memberikan tafsiran kurikulum dalam tiga hal, yaitu:[5]
a.       Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis.
b.      Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran.. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif.
c.       Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam hal ini kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Hal ini senada dengan pendapatnya Romine dalam Hamalik, “Curriculum is interpreted to mean al of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not”.
Sedangkan menurut Soetopo dan Soemanto memiliki lima definisi:[6]
a.    Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
b.   Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan utnuk digunakan oleh para guru di dalam melaksanakan pelajaran untuk murid-muridnya.
c.    Kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
d.   Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
e.    Kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Manajemen kurikulum adalah sebagian suatu system pengelolaan kurikulum yang koopertaif, komprehensif, sistemik, dan sistematka dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.[7] Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah dan KTSP. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan.
Menurut  George R. Terry  bahwa  tahap  planning  (perencanaan) adalah tahap menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan  berupa himpunan tindakan untuk masa mendatang: tahap organizing (pengorganisasian) berhubungan erat dengan mengatur sumber daya manusia merupakan tahap yang meliputi (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok (b) membagi tugas kepada orang-orang dalam kelompok (c) menetapkan wewenang diantara kelompok; tahap actuating (Pelaksanaan) disebut juga gerakan aski mencakup bentuk kegiatan yang dilakukan berdasar pada perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan- tujuan yang telah ditetapkan  dapat tercapai.
Tahap controlling (pengawasan) merupakan kegiatan untuk melihat apakah  kegiatan  yan  dilaksanakan  sesuai  dengan  rencana pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai. Pengawasan dijadikan alat untuk a. mengukur keseluruhan usaha, b. Mengendalikan seluruh perencanaan, merupakan   perbandingan   antar pelaksanaa dengan perencanaan yan dilakuka adalah   perhitunga hasil   yan dicapai kemudian dituangkan dalam  laporan pengawasan.[8]
  1. Tingkat Pengembangan Kurikulum
Dalam UU-SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.[9]
Dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan Supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Muhammad Joko Susilo mengutip dari Soetopo dan Soemanto yang menjelaskan bahwa landasan pengembangan kurikulum dapat menjadi titik tolak sekaligus titik sampai. Titik tolak berarti pengembangan kurikulum dapat didorong oleh pembaruan tertentu seperti penemuan teori belajar yang baru dan perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi sekolah. Sedangkan titik sampai berarti kurikulum harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat merealisasi perkembangan tertentu seperti kemajuan ipek, perbedaan latar belakang murid, dan sebagainya.[10]
Dalam konteks ini, pengembangan kurikulum yang dibahas berupa kurikulum 2013 yang sedang digunakan oleh pemerintah saat ini. Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus, dan pengembangan program pembelajaran.[11]
1.      Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional
Dalam rangka pengembangan kurikulum 2013, pada tingkat nasional dilakukan penataan terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, yang dituangkan dalam peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 2013. Di samping penataan terhadap SNP di atas, juga dilakukan penataan terhadap empat mata pelajaran: agama, PPKN, matematika, dan bahasa Indonesia. Pada tingkat nasional pengembangan kurikulum meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secara vertikal maupun horizontal dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pedidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan, termasuk pendidikan keluarga (UUSPN).
Adapun pengembangan kurikulum yang dilakukan secara nasional pada kurikulum 2006 atau kurikulum KTSP, Kementerian Pendidikan Nasional adalah pengembangan Standar Kompetensi Lulusan yang telah ditetapkan melalui Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 dan standar isi ditetapkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006.[12]
2.      Pengembangan Kurikulum Tingkat Wilayah
Pengembangan kurikulum tingkat wilayah bermuara pada wilayah tingkat I (provinsi). Pengembangan kurikulum tingkat wilayah berkaitan dengan pengembangan kompetensi dan silabus untuk berbagai mata pelajaran di luar mata pelajaran kurikulum nasional. Pengembangan kurikulum untuk kelompok wilayah ini dilakukan oleh tim pengembangan kurikulum tingkat wilayah di bawah koordinasi dinas pendidikan provinsi. Termasuk dalam kurikulum tingkat wilayah ini adalah muatan lokal dan bahasa daerah.
Pengembangan kurikulum muatan lokal dimaksudkan terutama untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum sentralisasi dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya serta mampu melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, kualitas sosial, dan kebudayaan regional maupun pembangunan lokal sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosial budaya lingkungannya.[13]
3.      Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1)      Mengembangkan kompetensi lulusan dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada berbagai jenis lembaga pendidikan.
2)      Berdasarkan kompetensi dan tujuan di atas selanjutnya dikembangkan bidang studi-bidang studi yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
3)      Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kepndidikan guru dan non guru sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan.
4)      Mengindentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan belajar.[14]
4.      Pengembangan Silabus
Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembangan kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah. Dengan demikian guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan buku panduan guru, buku panduan siswa dan buku sumber yang semuanya telah disiapkan.
5.      Pengembangan Program Pembelajaran
Berdasarkan silabus, kompetensi inti, dan kompetensi lulusan yang telah diidentifikasi dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya, selanjutnya dikembangkan program-program pembelajaran. Dalam kurikulum 2013 program pembelajaran yang dikembangkan adalah tematik, dan terpadu, seingga kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan mengembangkan rencana pembelajaran terpadu.[15]
Di samping itu, ada juga peranan-peranan demi mewujudkan pengembangan kurikulum yang berkualitas, diantaranya:
                                   i. Peranan para administrator pendidikan
           Pada administrator ini terdapat: direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum, menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum.
                                 ii. Peranan para ahli
           Pengembangan kurikulum juga perlu dilandasi oleh perkembangan konsep-konsep dalam ilmu. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli, baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin ilmu.
                               iii. Peranan guru
           Guru merupakan perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Guru meramu kembali kurikulum di pusat untuk disajikan di kelasnya. Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas.
                               iv. Peranan orang tua murid
           Peranan mereka dapat berkenaan dengan 2 hal: pertama dalam penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut serta, hanya terbatas kepada beberapa orang saja yang cukup waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Melalui pengamatan kegiatan belajar di rumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah orang tua dapat turut serta dalam pengembangan kurikulum terutama dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh, penyelesaian tugas-tugas serta partisipasi dalam setiap kegiatan di sekolah. kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum.
  1. Program-program Pendidikan
Sebelum kita membahas mengenai jenjang keputusan kurikuler, alangkah baiknya kita mengenal dulu apa itu kurikuler dan beberapa jenisnya. Kurikuler adalah rencana atau sebuah acuan yang mendasar dalam proses pembelajaran yang sangat berguna tentunya bagi guru dan peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan. Untuk mewujudkan tujuan itu dapat tercapai diperlukan alat bantu guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, alat bantu itu adalah kurikuler. Dengan kurikuler kita dapat melakukan kegiatan yang tentunya bermanfaat untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Adapun beberapa macam kegiatan kurikuler, seperti:
a)      Kegiatan IntraKulikuler (Intra Curricular Activities)
b)      Kegiatan Kokurikuler (Co Curricular activities)
c)      Kegiatan Ekstrakurikuler (Extra Curricular Activities)
a.        Kegiatan Intrakurikuler (Intra Curricular Activities)
Kegiatan Intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang sudah teratur, jelas. dan terjadwal dengan sistematik yang merupakan program utama dalam proses mendidik siswa. Contohnya: di tiap sekolah umum pasti ada kegiatan mendidik siswa dengan berbagai mata pelajaran seperti Matematika, PKN, Agama, dan lain sebagainya yang dilaksanakan misalkan pukul 07.00-13.00 dengan ada jeda waktu atau istirahat 2 kali.
b.      Kegiatan Kokurikuler (Co Curricular activities)
Kegiatan Kokurikuler adalah kegiatan yang sangat erat sekali dan menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler biasanya dilaksanakan di luar jadwal intrakurikuler dengan maksud agar siswa lebih memahami dan memperdalam materi yang ada di intrakurikuler, biasanya kegiatan ini berupa penugasan atau pekerjaan rumah ataupun tindakan lainnya yang berhubungan dengan materi intrakurikuler yang harus diselesaikan oleh siswa. Dalam melaksanakan kegiatan kokurikuler, adal hal-hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
                                                        i.            Dalam memberikan tugas kokurikuler hendaknya jelas dan sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang sedang diajarkan.
                                                      ii.            Dalam memberikan tugas kokurikuler seorang guru hendaknya tahu mengenai tingkat kesulitannya bagi siswa sehingga tugas yang diberikan kepada siswa itu sesuai dengan kemampuannya dan tidak memberatkan baik pada fisiknya maupun psikisnya.
                                                    iii.            Dalam penilaian tugas kokurikuler, hendaknya jelas dan adil sesuai dengan hasil masing-masing kemampuan siswanya.
                                                    iv.            Dalam fungsi memberikan tugas kokurikuler, hendaknya selain untuk memperdalam pengetahuan siswa, guru juga hendaknya dengan tugas kokurikuler ini bisa membantu dalam penentuan nilai raport.
c.       Kegiatan Ekstrakurikuler (Extra Curricular Activities)
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa (di luar intrakurikuler), dan kebanyakan materinya pun di luar materi intrakurikuler, yang berfungsi utamanya untuk menyalurkan/mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar bersosilisasi, menambah keterampilan, mengisi waktu luang, dan lain sebagainya, bisa dilaksanakan di sekolah ataupun kadang-kadang bisa di luar sekolah. Contoh dari kegiatan ekstra kulikuler seperti: Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik penelitian, Latian/lomba keberbakatan/prestasi meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik teater, keagamaan. Dan seminar, lokakarya, dan pemeran/bazaar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Keberhasilan suatu kurikulum akan optimal apabila didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler yang dikelola secara efektif dan profesinal. Kegiatan ini sering terabaikan karena pihak sekolah merasa bahwa kegiatan ini bukan prioritas utama program sekolah. Padahal hasil kegiatan ini dapat lebih mengoptimalkan kemampuan siswa sesuai bakat dan minat yang dimilikinya. Oleh karena itu, kegiatan ini perlu dikelola secara komprehensif dan terpadu dengan kegiatan intrakurikuler. Untuk melihat karakteristik esensial masing-masing jenis kegiatan kurikuler seperti berikut:[16]

Aspek
Intrakulikuler
Ekstrakuriuler
Kokurikuler
Tujuan dan Fungsi
Memberikan pengalaman (kognitif, afektif, psikomotorik) sesuai dengan tujuan kurikuler yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.
Memberikan pengalaman yang sesuai dengan hobi, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.
Memberikan kesempatan melaksanakan remedial atau pengayaan dalam rangka memaksimalkan kemampuan pesdik berdasarkan kemampuannya.
Isi/Materi
Ditetapkan dalam silabus setiap mata pelajaran
Disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah
Mengacu pada ketercapaian maksimal dalam GBPP setiap mata pelajaran
Kegiatan
Dalam jam pelajaran
Di luar jam pelajaran
Di luar jam pelajaran
Program
Terprogram
Terprogram
Terprogram
Evaluasi
Ulangan harian, Ulangan umum (akhir program)
Evaluasi perkembangan, Evaluasi perbuatan
Evaluasi hasil remedial/evaluasi hasil pengayaan
Subjek Didik
Peserta kelas reguler (wajib semua siswa)
Peserta kelas khusus (berdasarkan pilihan)
Peserta berdasarkan analisis hasil evaluasi untuk kelompok remedial atau pengayaan




BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Secara bahasa, manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno yaitu mwnagement yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Dari bahasa Itali yaitu maneggiare yang berarti mengendalikan. Ada beberapa pakar yang mendefinisikan tentang arti manajemen, diantaranya:
Istilah “Kurikulum” memiliki berak dulu sampai dbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dengan dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni “Curriculae” yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.
Muhammad Joko Susilo mengutip dari pendapat Hamalik yang memberikan tafsiran kurikulum dalam tiga hal, yaitu:
a.       Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran.
b.      Kurikulum sebagai rencana pembelajaran.
c.       Kurikulum sebagai pengalaman belajar.
Dalam UU-SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
Dalam konteks ini, pengembangan kurikulum yang dibahas berupa kurikulum 2013 yang sedang digunakan oleh pemerintah saat ini. Pengembangan kurikulum 2013 seperti pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus, dan pengembangan program pembelajaran. Di samping itu, ada juga peranan-peranan demi mewujudkan pengembangan kurikulum yang berkualitas, diantaranya: Peranan para administrator pendidikan, Peranan para ahli, Peranan guru, dan Peranan orang tua murid.
Adapun beberapa macam kegiatan kurikuler, seperti:
a)      Kegiatan IntraKulikuler (Intra Curricular Activities)
b)      Kegiatan Kokurikuler (Co Curricular activities)
c)      Kegiatan Ekstrakurikuler (Extra Curricular Activities)
  1. Saran
Dengan adanya makalah tentang materi konsep dasar manajemen kurikulum dalam konstruksi pendidikan, penyusun berharap agar pembaca makalah ini bisa lebih giat dan rajin dalam belajar memahami dan mendalami konsep-konsep dasar dalam suatu manajemen kurikulum yang merujuk pada kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.



DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Wiji. 2012.  PengembanganKurikulum, Pedagogia: Yogyakarta
Hidayati, Wiji. November 2016 “Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Jenjang SMA Bermuatan Keilmuan Integrasi Interkoneksi”, Manajeria MPI. Volume 1, No. 2, http://ejournal.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/manageria/article/view/1340 21 Maret 2017.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Rajawali Pers, Jakarta.
Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sule, dkk. 2005. Pengantar Manajemen. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Ulmunir, Misbah. Suplemen Pengantar Ilmu Manajemen, FITK UIN SUKA, Yogyakarta.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, (8 Juli 2003)





[1]  Sule, dkk, Pengantar Manajemen, Kencana Prenada Media Group: 2005, hlm. 5
[2]  Misbah Ulmunir, Suplemen Pengantar Ilmu Manajemen, FITK UIN SUKA: Yogyakarta, hlm. 1
[3] Opo.cit, Pengantar Manajemen, hlm. 6
[4]  Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar :  2008, hlm. 77
[5]  Ibid, hlm. 78
[6]  Ibid, hlm. 79
[7]  Rusman, Manajemen Kurikulum, Rajawali Pers: 2009, hlm.  3
[8] Wiji Hidayati, Manajemen Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Jenjang SMA Bermuatan Keilmuan Integrasi Interkoneksi”, Manajeria MPI,  Volume 1, Nomor 2, November 2016/1438, hal. 202
[9]  Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar:  2008, hlm. 107
[10]  Ibid, hlm. 108 – 109
[11] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 77
[12]  Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, Pedagogia: 2012, hlm. 9
[13]  Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Pustaka Pelajar:  2008, hlm. 52
[14] Opo.cit, Pengembangan dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 80
[15] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 81
[16]  Rusman, Manajemen Kurikulum, Rajawali Pers: 2009, hlm. 20

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakteristik Kurikulum 2006/ KTSP

PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGEMBANGAN SILABUS