PERKEMBANGAN KURIKULUM

PERKEMBANGAN KURIKULUM
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen Kurikulum dan program Pendidikan
 Dosen Pengampu Wiji Hidayati











Disusun oleh :
Erizka Amalia Qur’aani    ( 15490063 )
Ida roidah                         ( 15490091 )


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2016/20117






BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang namanya kurikulum. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimilki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.

B.            Rumusan Masalah

1.        Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2.        Apa saja komponen kurikulum?
3.        Apa saja asas pengembangan kurikulum?

C.           Tujuan Rumusan

1.        Mengetahui pengertian pengembangan kurikulum
2.        Mengetahui komponen kurikulum
3.        Mengetahui asas pengembangan kurikulum

BAB II

PEMBAHASAN

A.           Pengertian Pengembangan Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin “curir” yang artinya pelari, dan “currere” yang artinya tempat berlari. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai garis finish. Dengan demikian, istilah awal kurikulum diadopsi dari bidang olahraga pada zaman romawi kuno di Yunani, baru kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan. Yang diartikan sebagai rencana dan pengaturan tentang belajar peserta didik di suatu lembaga pendidikan.[1] Sedangkan dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang terang yang dilalui manusia di berbagai bidang kehidupannya.[2]
Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”
Secara terminologis, istilah kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan mengandung pengertian sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa untuk mencapai satu tujuan pendidikan atau kompetensi yang telah ditetapkan. Kurikulum berusaha menerjemahkan tujuan pendidikan sekaligus tujuan dari pengembangan manusia suatu bangsa ke dalam konsep-konsep yang sistematis. Dengan harapan agar pendidikan bisa dilaksanakan lebih terarah sehingga bisa efektif dan efisien. Jadi, sedikit banyak kurikulum merupakan gambaran orientasi suatu bangsa.
Pengembangan dalam kurikulum merupakan kegiatan menghasilkan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan atau proses mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum. Pengembangan kurikulum juga bisa diartikan sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum, yaitu yang mencakup kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan.[3] Bahwasannya kurikulum pendidikan itu harus sesuai dengan dinamika zaman, dimana implikasi dari pengembangan kurikulum terhadap peserta didik adalah mereka akan semakin aktual serta mampu membawa dirinya sesuai dengan hakikatnya dan hakikat lingkungannya.

B.            Komponen Kurikulum

Salah satu fungsi kurikulum ialah sabagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada empat komponen utama, yakni :
1.      Komponen Tujuan
Dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama, perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filisofis, terutama falsafah negara.[4]
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah di antaranya adalah:
Ø Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya.
Ø Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi.
Tujuan-tujuan setiap bidang studi dalam kurikulum itu ada yang disebut tujuan kurikuler dan ada pula yang disebut tujuan instruksional, di mana tujuan instruksional merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan kurikuler.
2.      Komponen Isi
Isi berkaitan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Untuk menentukan isi kurikulum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping juga tidak terlepas dari kaitannya dengan kondisi peserta didik (psikologi anak) pada setiap jenjang pendidikan tersebut. Kriteria pemilihan isi kurikulum dapat mempertimbangkan sebagai berikut:
a.    Sesuai tujuan yang ingin dicapai
b.   Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
c.    Bermanfaat bagi peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
d.   Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[5]
3.      Komponen Strategi
Strategi pembelajaran dalam pelakasanaan suatu kurikulum adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Mutu proses itu banyak sekali bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai dan mengaplikasikan teori-teori keilmuan pendidikan.
Oleh karena itu kemampuan strategi pelaksanaannya memegang peranan penting. Bagaiamana baiknya perencanaan kurikulum, tanpa diwujudkan implementasinya secara maksimal tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Guru harus mampu memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Dalam hubungannya dengan pendekatan pembelajaran, ada tiga alternatif yang dapat digunakan, yakni:
a.    Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran
b.    Penyampaian dilakukan melalui komunikasi antara guru dan siswa. Dalam komunikasi tersebut dapat digunakan berbagai metode mengajar.
c.    Pendekatan  yang berpusat pada siswa
d.   Pendekatan yang berorientasi pada kehidupan masyarakat
Guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi, siswa dan komponen lain dalam pembelajaran sehingga proses belajar-mengajar berjalan efektif.
4.      Komponen Evaluasi
Evaluasi  ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar. Secara umum evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Evaluasi hasil belajar
Dalam lingkup luas bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan sumatif:
1)      Evaluasi Formatif
Ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar atau kompetensi dasar dalam jangka waktu yang relative pendek. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah evaluasi formatif digunakan untuk menilai penguasaan siswa setelah siswa mempelajari satu pokok bahasan.
2)      Evaluasi Sumatif
Ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan atau kompetensi yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang cukup lama. Seperti satu semester, satu tahun atau selama jenjang pendidikan.
b)      Evaluasi Proses Pembelajaran
Komponen yang dievaluasi dalam pembelajaran bukan hanya hasil belajar mengajar tetapi keseluruhan pelaksanaan program pembelajaran, metode, media serta komponen evaluasi pembelajaran. Untuk mengevaluasi komponen-komponen dan proses pelaksanaan mengajar bukan hanya digunakan tes, tetapi digunakan bentuk-bentuk non tes seperti observasi, studi dokumenter, angket dan lain-lain. Ada beberapa prinsip evaluasi pendidikan yang harus diperhatikan oleh evaluator dalam menjalankan tugasnya. Prinsip tersebut adalah:
Ø  Evaluasi harus mengacu pada tujuan pembelajaran
Ø  Evaluasi harus dilaksanakan secara obyektif
Ø Evaluasi harus dilaksanakan secara komprehensif atau menyeluruh
Ø  Evaluasi harus dilaksakan secara terus menerus
Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dilaksanakan secara terus menerus yang dimaksudkan untuk memantau proses, kemajuan dan hasil belajar siswa. Bentuk penilaian tersebut bisa berupa ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian kenaikan kelas.
Penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Adapun penilaian yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional terhadap beberapa mata pelajaran dalam bentuk ujian akhir nasional berstandar nasional (UASBN).
5.      Komponen bahan ajar
Dalam pembahasan bahan ajar ada dua istilah yang  biasa digunakan oleh scope dan sequence. Scope berkenaan dengan “ apa ang akan di ajarkan, yaitu ruang atau luas bahan pelajaran,jenis dan bentuk pengalaman-pengalaman belajar, pada berbagai tingkat sedangkan sequence adalah urutan pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik”. Nana syaodih sukmadinata lebih memfokuskan pada pembahasan squence bahan ajar, dimana untuk mencapai tujuan mengajar yang telah ditentukan, diperlukan bahan ajar yang tersusun atas topik-topik dan subtopik, tiap topik dan sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang di tetapkan. Ada beberapa cara untuk menyusun squence bahan ajar, yaitu: a. Squence kronologis b. Squence kausal c. Squence struktural d. Squence logis dan psikologis e. Squence spiral f. Squence rangkaian ke belakang g. Squence berdasarkan hirarki belajar. [6]
6.      Media Mengajar
Media mengajar secara luas dapat diartikan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar, berbagai bentuk media mengajar audio visual, film, audio cassette,video cassette, televisi dan komputer.

C.             Asas Pengembangan Kurikulum

Ada empat asas yang mendasari pengembangan kurikulum, yakni:
1.    Asas Filosofis
Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti dalam penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafah bangsa yang dianut. Filsafat pendidikan dijadikan dasar dan terarah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan. Pandangan hidup bangsa Indonesia berdasar pada Pancasila dan dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakuan baik oleh berbagai lembaga maupun perorangan, harapannya tidak boleh bertentangan dengan asas pancasila, termasuk dalam kegiatan penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum. Asas filosofis dalam pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah menentukan tujuan umum pendidikan. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
2.    Asas Psikologi
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi. Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek tersebut dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai berikut:
a.  Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang agama
b.    Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni
c.    Aspek karsa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi pekerti, Agama, dan PPKN.
d.   Aspek kesehatan : Dikembangkan dengan kelompok bidang studi kesehatan, olahraga.
e.    Aspek sosial : Dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya.
f.     Aspek karya : Dikembangkan melalui pembinaan bakat dan kerja mandiri.
3.    Asas Sosial Budaya/Asas Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu dengan individu, antar golongan, lembaga sosial yang disebut juga ilmu masyarakat. Dunia sekitar merupakan lingkungan hidup bagi manusia. Masyarakat merupakan kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap sebagai suatu kesatuan sosial. Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat.
4.    Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan, misalnya dalam bentuk broad field atau bidang studi seperti IPA, IPS, Bahasa, dan lain-lain. Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa akan cenderung memilih kurikulum terpadu.
5.      Landasan agama
Landasa agama ini muncul terutama dari pemikir pendidikan islam, yang umumnya memiliki pendirian bahwa segala sistem yang ada dalam masyarakat, termasuk sistem pendidikan harus meletakkan dasr falsafah, tujuan dan kurikulumnya pada ajaran agama (baca islam). Dalam islam, sumber ajaran agama yang pokok adalah al-qur’an dan sunnah, dan sumber lainnya adalah ijtihad. Dari sumber-sumber inilah aspek-aspek atau unsur-unsur pendidikan dikembangkan, seperti rumusan pencapaian pendidikan, materi, dan strategi pelaksanaannya.
Dasar berfikir bagi landasan agama ini adalah seperti landasan filsafat, bahwa dalam kegiatan pendidikan akan muncul persoalan-persoalan, yang sangat mendasr seperti kemana pendidikan harus diarahkan, siapakah peserta didik itu, siapakah pendidik itu, apa yang harus didikkan kepada peserta didik, dan sebagainya, yang semua ini memerlukan jawaban-jawaban mendasar dan di sisni antara agama dan filsafat bisa saling melengkapi dalam memberikan jawaban.[7]





 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.           Kesimpulan

Pengembangan kurikulum merupakan kegiatan menghasilkan kurikulum, yaitu yang mencakup kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan. Pada dasarnya kurikulum memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ada empat komponen utama, yaitu : komponen tujuan, komponen isi, komponen strategi, dan komponen evaluasi. Ada empat asas yang mendasari pengembangan kurikulum, yakni: asas filosofis, asas psikologi, asas sosial budaya/asas sosiologi, dan asas organisatoris.

B.            Saran

Dari materi yang penyusun sampaikan, semoga  bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, sehingga makalah ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menambah wawasan pembaca. Saran penyusun sebaiknya pembaca tidak hanya terfokus pada makalah penyusun sebagai bahan acuan, tetapi sebaiknya ditambah dengan membaca buku referensi lain karena penyusun akui bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Sehingga penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan pembuatan makalah kedepannya.




DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Idi, Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar Ruzz Media
Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta: BPFE
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara



[1] Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hal. 34
[2] Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2007), Hal. 184
[3] Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE, 1988), Hal. 17
[4] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Hal. 103
[5] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) Hal. 90
[6] Wiji hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: PT  pustaka insan madani, anggota IKAPI 2012) Hal. 17-18
[7] Wiji hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: PT  pustaka insan madani, anggota IKAPI 2012) Hal. 26-27

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakteristik Kurikulum 2006/ KTSP

PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGEMBANGAN SILABUS